290 - Damba - Hidup di depan Tuhan

Table of contents

No heading

No headings in the article.

Saya bisa diselamatkan setelah mendengar beberapa kidung. Kidung ini merupakan satu kidung yang sangat berkesan saat sebelum dan tepat setelah saya lahir kembali.

Kidung ini mengekspresikan kedambaan hamba-Nya untuk terus hidup di depan Tuhan. Kita mengetahui bahwa hari-hari ini adalah jahat.

Efesus 5:16

dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Ya, dari ayat itu juga mengingatkan saya untuk sungguh-sungguh menggunakan waktu yang ada, yang saat ini, sebaik mungkin untuk terus hidup di depan Tuhan.

1. Tuhan, ku rindu hidup di depan-Mu,

Si-ang dan malam pun satu alamku;

Janganlah Kau biar-kan ri-ang hatiku,

Bila ku dambakan se-lain diri-Mu.

Tiap saat, tiap hari, d’rita apa pun,

Waktu riang hiburan du-ni-a pupus.

Hatiku pilu air mata tercucur,

Ya, Tuhan, teduhkan keluh kesahku.

Bait ini cukup jelas, bagaimana penulis sangat mendambakan hidup di depan Tuhan. Terkadang secara sadar maupun tidak sadar kita memiliki kedambaan lain di hati kita. Namun perlu kita sadari, seharusnya kedambaan kita adalah Tuhan itu sendiri.

Mazmur 73:25

Siapa gerangan ada padaku di surga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

Mungkin, kita dengan mudah tidak ada yang lain di surga selain Tuhan. Namun, apakah kita berani mengatakan "Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi"? Saya pernah membaca mengenai kesaksian seorang saudara mengenai ayat ini. Di sana saya juga merasa terharu pada diri saya sendiri. Masih banyak hal yang saya ingini di bumi ini sehingga saya lupa pada Tuhan. Puji Tuhan! Setelah itu saya mulai berpaling pada Tuhan dan ayat itu menjadi ayat yang saya ingat dalam hati saya.

2. Tatkala terbayang hidup nan manis,

Marilah Tuhanku, ikut nikmati!

Janganlah biar-kan-ku hidup sendiri,

Pun jangan biar-kan-ku pilih sendiri!

’Pabila termenung di dalam sunyi,

Ya, Yesus, ku minta Kau mendampingi;

Menjelang tiap fajar, semasih mimpi,

Gugahlah t’lingaku, serta b’ri bisik.

Saya cukup terkesan pada bait kedua ini. Inilah kedambaan saya, bagaimana setiap penghidupan saya, Tuhan-lah yang mendampingi. Bagaimana kita perlu menuntut untuk semakin erat akrab dengan Tuhan!

3. Di sa-at membaca firman kudus-Mu,

Ku perlu sorotan cah’ya mu-lia-Mu;

Agarlah ku nampak ke-a-di-an-Mu,

Pun kur-nia agung-Mu, se-mua milikku.

Depan takhta-Mu kini ku bertelut,

Kabulkan do-a-ku, beri ’nugrah-Mu;

Ampuni segala kesalahanku,

Janganlah padaku tarik hadir-Mu.

Sebagai seorang Kristen, kita tidak bisa lepas dari penghidupan membaca firman dan doa. Kita perlu seperti penulis yang mendambakan terang dari firman-Nya dan memiliki penghidupan doa yang tepat.

4. Ti-ap terkenang ba-ha-gia surgawi,

S’gra pandang wajah-Mu, hatiku ingin,

Balik-Mu melulu, kini ku nanti,

Serta-Mu selalu, ri-ang-kan hati.

Ajarku hidup depan-Mu tiap hari,

Sepanjang umurku tak lain mencari,

Agar kenan-Mu padaku terbukti,

Di dalam angan dan gemarku ini.

Oh Tuhan! Saya juga damba hidup depan-Mu tiap hari! Semoga kita terdorong dan damba untuk terus hidup depan Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati. 🙂